Monopouse
atau penuaan bukanlah mitos. Keduanya merupakan kenyataan. Pengalaman
perempuan dengan kedua kenyataan tersebut apakah penuh penderitaan atau
tidak, tergantung bagaimana perasaan perempuan mengenai dirinya sendiri.
Setiap
perempuan pasti mengalami menopause memasuki usia 50 tahun. Namun dalam
perkembangannya, perempuan berusia 35 tahun pun bisa mengalami
menopause atau yang dikenal dengan istilah menopause dini.
Masa
menopause merupakan fase yang selalu terjadi pada wanita yang akan
menginjak umur 44 tahun ke atas dan ditandai dengan berhentinya haid.
Terkadang wanita belum siap untuk menghadapi masa ini karena mereka
selalu beranggapan bahwa seorang wanita yang telah mendapatkan/
mengalami menopause gairah seksualnya juga akan menurun. Keadaan
demikian dipahami sebagian masyarakat kita terutama pada generasi tua
bahwa pada keadaan menopause, wanita sudah tidak boleh melakukan
hubungan seks. Hal ini merupakan sebuah mitos di masyarakat kita.
Ada
kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur yang
lebih tua. Misalnya, pada tahun 1915 menopause dikatakan terjadi
sekitar umur 44 tahun, sedangkan pada tahun 1950 pada umur yng
mendekati 50 tahun. Penelitian Agoestina pada tahun 1982 di Bandung
menunjukkan bahwa pada umur 48 tahun, 50% dari wanita Indonesia telah
mengalami menopause. Dan hal ini yang dikhawatirkan oleh pasangan suami
istri pada umumnya.
2.1 PENGERTIAN MENOPAUSE DAN MACAM-MACAMNYA
Kata
monopouse berasal dari bahasa Yunani yang berarti “bulan” dan
“penghentian sementara”. Berdasarkan definisinya, kata monopouse itu
berarti masa istirahat. Sebenarnya secara linguistik, istilah yang
lebih tepat adalah menocease yang berarti berhentinya masa menstruasi.
Kata
monopouse berasal dari bahasa Yunani yang berarti “bulan” dan
“penghentian sementara”. Berdasarkan definisinya, kata monopouse itu
berarti masa istirahat. Sebenarnya secara linguistik, istilah yang
lebih tepat adalah menocease yang berarti berhentinya masa menstruasi.
Monopouse ialah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir.
Diagnosis menopouse dibuat setelah terdapat amenovera
sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh
siklus haid yang lebih panjang dengan pendarahan yang berkurang. Umur
waktu terjadinya monopouse dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum,
dan pola kehidupan.
Monopouse rupanya ada hubungannya dengan menarch. Makin dini menarch
terjadi, makin lambat monopause timbul; sebaliknya makin lambat menarch
terjadi, makin cepat menopause timbul. Pada abad ini umumnya nampak
bahwa menarch makin dini timbul dan monopause makin lambat terjadi,
sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang. Walaupun demikian di
negara-negara maju rupanya menarch tidak lagi bergeser ke umur yang
lebih muda, tampaknya batas maksimal telah tercapai. Monopause yang
artificial karena operasi atau radiasi pada umumnya menimbulkan keluhan
yang lebih banyak dibandingkan monopause alamiah.
2.2 PENYEBAB DAN GEJALA-GEJALA MENOPAUSE
Untuk
memahami mengapa terjadi menopause, mengapa dan bagaimana menopause itu
mempengaruhi perempuan, pertama-tama kita harus memiliki pemahaman
dasar tentang sistem endokrin perempuan. Sistem endokrin adalah sistem
yang mengatur semua zat penting didalam tubuh perempuan yang dikenal
sebagai hormon. Dua hormon penting yang dihasilkan perempuan adalah
esterogen dan progesteron. Salah satu bagian tubuh perempuan yang
menghasilkan hormon estrogen adalah indung telur. Keduanya berfungsi
dan diperlukan untuk pelepasan jaringan dinding rahim. Meskipun saling
berhubungan dan berkaitan satu sama lain, hormon-hormon ini berbeda.
Salah satu hal istimewa mengenai tubuh perempuan ialah jika salah satu
organ melemah maka organ yang lain akan membantu. Itu pula yang terjadi
dengan persediaan esterogen perempuan. Ketika indung telur, yang
merupakan bagian tubuh yang berhubungan erat dengan produksi esterogen,
kehilangan sel-selnya (sama halnya dengan bagian-bagian lain dari tubuh
kita sejalan dengan bertambahnya usia) maka kelenjar-kelenjar adrenalin
akan mengambil alih sebagian produksi.
Oleh karenanya seorang perempuan yang mengalami menopause bukan berarti otomatis/ langsung menurun gairah seksualnya.
Haid adalah peristiwa yang terjadi secara khas pada individu, baik
dalam awal pertama kali terjadi, dalam siklus, jumlah darah yang
keluar, maupun dalam gejala-gejala yang menyertainya. Demikian pula
ketika terjadi menapause akan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda
pada tiap orang. Meskipun demikian, dapatlah dikatakan bahwa
gejala-gejala menopause dapat berupa antara lain; insomnia, rasa panas
(hot flash), banyak berkeringat, depresi, berkurangnya daya ingat,
sulit menahan dorongan untuk kencing (inkontinensia).
Gejala lain yang menjadi tanda menopause adalah gangguan sembelit,
gangguan punggung, dan tulang belulang, bengkak, linu serta nyeri.
Karena sifat gejala yang berbeda-beda pada tiap orang itu maka ada
baiknya jika anda mencatat tanggal-tanggal haid anda serta
gejala-gejala “yang tidak biasa” yang mungkin terjadi, setelah anda
mencapai atau melampaui usia 40 tahun.
2.3 MENOPAUSE MEMENGARUHI HUBUNGAN WANITA
Kehidupan
seksual sesuadah menopause ternyata tidak mengalami perubahan pada 60%
perempuan. Dua puluh persen diantaranya mengalami peningkatan keinginan
seksual dan 20% lagi mengalami pengurangan. Karena tidak ada lagi
resiko kehamilan, banyak perempuan mempunyai keinginan seksual yang
lebih besar dan bahkan kadang memperbaiki hubungan antara pasangan.
Memang, dalam kenyataannya nafsu seksual tidak ada hubungannya dengan
produksi hormon pada saat atau sesudah menopause.
Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa perempuan masih tetap mempunyai
nafsu seksual sampai pada usia yang lebih tua dibanding kaum laki-laki.
Setiap tujuh diantara 10 pasangan di Amerika masih tetap melakukan
senggama sesudah usia 60 tahun. Alasan utama berhentinya kegiatan
seksual mereka biasanya disebabkan oleh adanya gangguan kesehatan, yang
biasanya terjadi pada pihak laki-laki. Kendati demikian, sementara
sebagian perempuan tidak mengalami perubahan pada keinginannya untuk
berhubungan seks, sebagian lainnya tidak peduli jika ia tidak
berhubungan dengan pasangannya selama berbulan-bulan.
2.4 MENOPAUSE PADA LAKI-LAKI
Ternyata
tidak hanya perempuan yang mengalami menopause tetapi laki-laki juga
mengalami menopause. Menopause pada laki-laki dinamakan “andropause”. Istilah
andropause pada pria memang memiliki banyak kemiripan dengan menopause
yang dialami wanita. Hanya saja, masalah seputar andropause yang ramai
dibicarakan 3 tahun belakangan ini, masih kontroversial. Pada wanita
menopause berarti berhenti haid karena ovulasi tak terjadi lagi akibat
habisnya persediaan sel telur. Pada pria, andropause tak identik dengan
berhentinya produksi sperma. Sebab, secara fisik, sampai usia tua pun,
sperma masih akan tetap di produksi.
2.5 MENCEGAH PEMUNCULAN MENOPAUSE
Tidak
semua perempuan yang mengalami menopause memerlukan terapi estrogen
pengganti, sebagian lagi hanya memerlukannya selama beberapa bulan,
karena tidak semua peremuan mengalami gejala menopause yang demikian
mengganggu sehingga memerlukan estrogen pengganti.
Di masyarakat Asia pada umumnya, gejala menopause tidak banyak
dikeluhkan karena secara kultural orang-orang yang menjadi lanjut usia
justru mendapatkan kedudukan sosial yang terhormat. Perempuan yang
masih tetap aktif ketika memasuki masa menopause juga tidak mengalami
gejala menopause yang berarti.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mencegah pemunculan gejala-gejala menopause.
1. Olah Raga (exercising)
Tetap berusaha agar hidup aktif akan menekan gejala insomnia,
memperlambat osteoporosis dan penyakit jantung, dan juga mencegah “hot
flashes”.
2. Berhenti Merokok
Merokok sebenarnya ikut mempercepat munculnya menopause. Berhenti merokok juga akan meringankan gejala-gejala menopause.
3. Mengkonsumsi Kalsium
Perempuan, terutama menjelang usia-usia menopause, sebaiknya
mengkonsumsi kalsium sebanyak 1000-1500 gram seharinya. Sebagian besar
dapat diperoleh dari makanan, seperti susu, yoghurt, beberapa jenis
sayuran (antara lain brokoli). Kalau jumlah kalsium dari makanan kurang
mencukupi, dapat juga memakan tablet kalsium.
4. Vitamin Tambahan
Sebagian besar vitamin yang diperlukan tubuh sudah diperoleh melalui
makanan kita sehari-hari. Tetapi adakalanya terutama mereka yang aktif,
memerlukan juga tambahan vitamin. Vitamin yang diperlukan antara lain
B1, B2, B12, asam folat dan terutama bagi mereka yang menginjak usia
menopause memerlukan vitamin-vitamin aktioksidan seperti vitamin A dan
E.
5. Kedelai
Kedelai mengandung fitoestrogen atau estrogen yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Kedelai dapat kita konsumsi dari kecap, tempe, tahu,
tauco atau susu kedelai.
F. Cara Memperlambat Datangnya Menopause
Datangnya menopause memang tidak dapat dihindari dan itu tidak perlu
membuat diri kita cemas. Tapi ada persiapan-persiapan yang bisa kita
lakukan untuk memperlambat kedatangannya, antara lain:
1. Berolah raga secara teratur
Olah raga selain membantu mengurangi datangnya gejala awal menopause,
dapat pula meningkatkan kekuatan tulang. Mulailah dengan olah raga
seperti jalan kaki, jogging, meditasi dan yoga.
2. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium
Mengkonsumsi makanan seperti susu, keju dan kacang-kacangan dapat mengurangi kekeroposan tulang.
3. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan dan sayuran.
Vitamin yang terkandung dalam buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan kesehatan tubuh.
4. Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alcohol.
Minuman ini banyak mengandung kafein yang dapat memperlambat penyerapan kalsium.
5. Menghindari rokok
Merokok dapat menyebabkan terjadinya menopause lebih awal dan memudahkan kita terkena osteoporosis.
Berkurangnya produksi hormon esterogen pada masa menopause saat ini
sudah dapat diantisipasi dengan memberikan hormon estrogen dari luar
atau yang lebih dikenal dengan sebutan hormon replacement therapy.